Kunjungan Menteri Pertanian di Bojonegoro
Mentan Serahkan Pembayaran Klaim Asuransi kepada Petani di Kanor
Sabtu, 05 Maret 2016 15:00 WIBOleh Khoirul Anam
Oleh Khoirul Anam
Kanor - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyerahkan pembayaran klaim asuransi usaha tani padi kepada petani di Bojonegoro yang mengalami gagal panen akibat banjir Bengawan Solo. Secara simbolis penyerahan klaim asuransi dilakukan saat kunjungan kerja Menteri Pertanian di Desa Tambahrejo, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Sabtu (05/03) pagi.
Sebelum ke Desa Tambahrejo, Menteri Andi Amran sempat mengunjungi Desa Lebaksari, Kecamatan Baureno. Selain itu, Mentan juga menjadwalkan kunjungan ke wilayah terdampak banjir Bengawan Solo di Kabupaten Tuban dan Lamongan.
Di sela penyerahan klaim asuransi di Desa Tambahrejo, Kecamatan Kanor, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, penyerahan klaim asuransi usaha tani padi ini untuk membantu para petani yang lahan pertaniannya terkena bencana alam. Akibat bencana itu, kemudian lahan pertanian mengalami gagal panen.
"Asuransi ini dikhususkan untuk para petani yang lahan pertaniannya kebanjiran, kekeringan, dan pada akhirnya gagal panen," ujarnya di hadapan Bupati Bojonegoro Drs Suyoto MSi, forum pimpinan daerah, kepala dinas, dan puluhan petani Kecamatan Kanor.
Perlu diketahui, fasilitas asuransi pertanian diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40 Tahun 2015. Program asuransi ini dikelola PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), badan usaha milik negara pada bidang asuransi. Besarnya premi yang harus dibayarkan untuk tiap musim tanam senilai Rp 180 ribu per hektare. Karena ada subsidi 80 persen dari APBN Perubahan 2015, petani cukup membayar premi Rp 36 ribu per hektare. Jika petani yang mengasuransikan sawahnya mengalami gagal panen, PT Jasindo akan membayar ganti rugi senilai Rp 6 juta per hektare.
Dari pantauan beritabojonegoro.com (BBC), nilai pembayaran klaim asuransi usaha tani kepada petani di Kecamatan Kanor, atau Bojonegoro umumnya, bervariasi. Nilai klaim tergantung luas lahan milik petani yang mengalami gagal panen. Ada petani yang memperoleh klaim asuransi Rp 2,88 juta, ada yang Rp 4,2 juta, dan ada pula Rp 5,2 juta.
Adanya pencairan klaim asuransi pertanian tersebut disambut gembira para petani di wilayah Kanor yang mengalami gagal panen. Menurut mereka, petani sangat terbantu dengan asuransi tersebut. Dengan menerima klaim asuransi mereka bisa melakukan usaha cocok tanam padi lagi pada masa tanam berikutnya.
"Dengan adanya asuransi pertanian ini kami sangat terbantu. Karena dengan asuransi ini kami bisa melaksanakan cocok tanam lagi setelah banjir melanda di lahan persawahan kami," tutur Joko Santoso, seorang petani penerima klaim asurasi dari Desa Simbatan, Kecamatan Kanor.
Joko menambahkan, dirinya melalui kelompok tani telah menjadi peserta asuransi usaha tani PT Jasindo sejak 2015. Asuransi ini sangat membantu para petani, khususnya petani di pinggiran Bengawan Solo yang lahan pertaniannya rawan terendam banjir.
"Sekarang, paling tidak kalau ada banjir, petani di Kanor ini tidak lagi susah atau takut merugi. Sebab usaha padi mereka ditanggung jaminan asuransi," imbuhnya.
Menurut data Dinas Pertanian Bojonegoro, dampak banjir Bengawan Solo pada pertengahan dan akhir Februari lalu, di wilayah Bojonegoro, mengakibatkan 1.946,5 hektare, dari total 75.788 hektare, lahan pertanian tanaman padi rusak. Rinciannya, tanaman padi rusak kategori ringan (25 persen rusak) seluas 585 hektare, kategori sedang (40 persen rusak) seluas 758 hektare, dan rusak berat (60 persen rusak) seluas 603,5 hektare. (nam/tap)